Site merupakan area spesifik yang menjadi tempat pembangunan proyek, mencakup seluruh aspek fisik dan lingkungan yang perlu dipertimbangkan dalam desain. Ini termasuk kontur tanah, kondisi iklim, aksesibilitas, serta elemen sosial yang membentuk koneksi bangunan dengan sekitarnya.

Site

Sondir

Sondir (Cone Penetration Test/CPT) merupakan metode yang digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dengan menekan alat berbentuk kerucut ke dalam tanah secara perlahan. Hasilnya membantu menentukan kepadatan dan kekuatan tanah.

Boring (Soil Boring Test) merupakan teknik yang melibatkan pengeboran tanah untuk mengambil sampel pada berbagai kedalaman. Sampel tanah ini dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanik tanah.

'' Pada kedalaman 0.00 dari tanah setempat sampai dengan kedalaman 12.40 meter nilai konusnya berkisar antara 14 kg/cm2 – 48 kg/cm2 . Kedalaman tanah keras terletak pada kedalaman 12.80 meter dengan nilai konus mencapai 250 kg/cm2 dan jumlah hambatan lekat 570 kg/cm. ''

'' Pada kedalaman 0.00 dari tanah setempat sampai dengan kedalaman 12.60 meter nilai konusnya berkisar antara 9 kg/cm2 – 64 kg/cm2 . Kedalaman tanah keras terletak pada kedalaman 13.00 meter dengan nilai konus mencapai 250 kg/cm2 dan jumlah hambatan lekat 590 kg/cm. ''

'' Dari kedalaman 0.00 meter sampai dengan 1.00 meter berupa urugan. Kemudian dari kedalaman 1.00 meter sampai dengan 5.00 meter berupa lempung berlanau bercampur pasir kecoklatan. Kemudian dari kedalaman 5.00 meter sampai 7.00 meter berupa pasir berlanau kecoklatan. Ditemukan muka air pada kedalaman -7.00 meter. ''

Contoh Hasil Tes Tanah "Sondir''

Contoh Hasil Tes Tanah "Boring''

Boring

Topografi

Topografi adalah studi atau deskripsi mengenai bentuk permukaan bumi, termasuk variasi tinggi, lereng, dan bentuk lahan seperti gunung, bukit, lembah, dan dataran. Informasi topografi digunakan untuk memahami kontur tanah di suatu area, yang penting dalam perencanaan konstruksi, pertanian, dan navigasi.

Penerapan Topografi oleh para profesional di lapangan untuk aktivitas menggunakan Total Station/Teodolit dan alat lain yang sejenis

  1. "Shooting"

    • Sering disebut dalam bahasa Indonesia dengan "nembak" atau "menembak titik."
      Contoh: "tembak titik koordinatnya, kontur tanah, elevasi dll." 

    • Pengambilan Data Elevasi (Z):

      • Saat "shooting," data elevasi diukur pada titik-titik tertentu di lapangan. Data ini sangat penting untuk menentukan variasi ketinggian tanah.

    • Pengukuran Titik Topografi:

      • Dengan pengukuran koordinat (X, Y) dan elevasi (Z), bentuk kontur tanah dapat dibuat dari data ini menggunakan perangkat lunak seperti AutoCAD Civil 3D atau GIS.

    • Output Data Kontur:

      • Setelah "shooting," data diolah untuk menghasilkan peta kontur yang menunjukkan ketinggian tanah pada area tertentu.

  2. "Setting Out"

    • Digunakan saat mentransfer data dari desain ke lapangan, seperti menandai titik bangunan.
      Contoh: "Lagi setting out buat menentukan Grid bangunan yang sudah di buat di gambar arsitektur dan struktur."

  3. "Superimpose"

    • Dilakukan setelah Setting Out yang sudah mendapatkan ukuran real di sesuai kondisi lapangan/site/existing.
      Contoh: "Menimpah gambar dari arsitektur dan struktur dengan gambar hasil dari setting out untuk mengetahui perbedaan apakah gambar arsitektur dan gambar struktur bisa di aplikasikan dengan kondisi asli dilapangan/site/existing atau tidak, kalau ada bagian dari gambar arsitektur dan gambar struktur yang melebihi batas tanah biasanya akan dilakukan revisi gambar untuk menyesuaikan kondisi site setelah di setting out untuk menghindari kesalahan dalam pembangunan seperti penentuan posisi tiap Grid bangunan yang berfungsi untuk titik acuan penempatan pondasi, sloof, kolom dll.''